2011



Mengapa mencari Bismillah? Jika Bismillah tidak hilang dari salah satu Surah, yaitu Surah at-Taubah, tak seorangpun akan mengkaji bersungguh sungguh pada ayat Bismillah. Hal itu akan terlewatkan oleh setiap pembaca al-Quran. Pada awal Surah 9 {rahasia Pintu kepada Haqqiqat 9} pembaca diberi tahu oleh Allah.
Lihatlah!, ayat pembuka Bismillah hilang. Pergilah dan carilah ayat Bismillah. Pembaca begitu terbiasa membaca setiap Surah dalam al Quran dimulai dengan Bismillahir Rahmanir Rahim. Kini pembaca perlu dibangunkan untuk mengerti akan hal tersebut.

Kedua, dalam semua surah sebelumnya 1 sampai 8 huruf pertama adalah Alif atau Ya, seperti contoh sebagai berikut:
  • Surah 1: Al FatihahAl Hamdu Lillahi Rabbil Alamiin ( A= Alif )
  • Surah 2: Al BaqaraAlif Laam Miim ( A = Alif )
  • Surah 3: Al ImranAlif Laam Miim ( A = Alif )
  • Surah 4: An NisaaYa Ay Yuhan Nas Sut Taquu Rabbakum…
  • Surah 5: Al MaidaYa Ay Yuhal Lazeena Amanu…
  • Surah 6: Al AnaamAl Hamdu Lillahil Lazii….
  • Surah 7: Al AarafAlif Laam Miim Saad ( A = Alif )
  • Surah 8: Al AnfalYas Aluu Naka Aanil Anfaal…
Sementara surat ke-9 : At-Tawbah dimulai dengan huruf Ba
  • Surah 9At TawbahBaraa atum Min Allahi Wa Rasulih
{Semua ciptaan dalam angka 1,2,3,4,5,6,7,8,9 1-8 mendukung Singgasana (Arsy) dan 9 Duduk padanya.}

SEBAGAI GANTI MENDAPATINYA “BA”

Surah 9 tidak dimulai dengan ayat Bismillah. Itu tidak dimulai dengan huruf 'Alif' dan juga tidak dimulai dengan huruf 'Ya'Surah 9 dimulai dengan huruf Ba.

Sekali lagi Perhatikan, Bismillah hilang (dari Surat 9 ini) dan ayat pertama Surah ini dimulai dengan huruf Ba.
  • Jika hal itu tidak berarti apapun, maka perhatikan nama nama dari surah pertama. Hanya terdapat dua surah dalam sembilan surah pertama dengan huruf Ba di dalam namanya.
  • Mereka itu adalah surah 2 dan 9.
  • Surah adalah surah kedua yang memiliki huruf Ba dalam namanya.
  • Kata kedua dapat diterjemahkan sebagai angka 2 yang adalah nilai huruf Ba.
  • Mengapa Surah 9? Mengapa bukan Surah 2 yang disebut Baqara, yang satu satunya surah dari 9 surah pertama yang namanya diawali dengan huruf Ba ?,
  • Mengapa bukan surah 90 yang disebut Al Balad?

Jika kita memperhatikan sistem angka kita :
  • Angka angka itu adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
  • Maka kita perlu mengulang angka angka itu lagi untuk menjadi 10 (puluhan), 100 (ratusan), 1000 (ribuan).
  • Misalnya, untuk membuat angka 10, kita memerlukan untuk memilih 1 dan 0 dari deretan digit tunggal.
  • Maka, angka 9 adalah angka digit tunggal terakhir. Sistem per-angka-an normal adalah tak terbatas.
  • Kita mendengar orang berbicara tentang ratusan, ribuan, jutaan, milyaran, dan seterusnya. Tidak terdapat “satu angka besar ” yang dapat disebut sebagai angka terakhir yang setelah itu tidak ada lagi angka lain.
  • Dari sinilah angka 9 digunakan sebagai digit terakhir, tanpa ulangan, menjadi masuk akal.
  • Surah Tawba dapat saja ditaruh di posisi manapun dari satu sampai delapan di dalam al Quran selain pada posisi ke sembilan. Namun itu tidak demikian. Itu ditaruh di posisi ke sembilan. Mengapa?

Surah pertama adalah sebuah doa untuk mohon petunjuk dari Allah. Surah kedua dan ketiga adalah petunjuk dari Allah. Mereka berdua diawali dengan Alif Laam Meem .

Alif –Percaya akan AllahLaam –katakan La ilaha ill Allah dan Mim -Muhammadur Rasul Allah.

( Dalam tafsir Ibnu Katsir, terjemahan dari Alif Lam Mim biasanya ditulis, hanya Allah saja yang Mengetahui, dalam Tafsir Sufistik, maka Alif Lam Mim adalah ( Alif ) Bila kalian Percaya Allah, maka ( Lam ) Katakanlah, Laa ilaa ha ilallah, ( Mim Muhammadur Rasul Allah )

Muhammad (SAW)

Surah 4 sampai 8 adalah petunjuk lanjutan dan nutrisi jiwa.


Kemudian surah 9 adalah sebuah peringatan {Pemilik Safa’at yang Abadi, Muhammad Rasul Allah, Ciptaan yang dimuliakan Malik Hayat Malik Dunya}. (MimHaMimDal محمد )



Mim (م) = Malikul, Ha (ح) = Hayya, Mim (م) = Malikul, Dal (د) = Dunya ). Malikul Hayat wa Malikul Dunya, Penguasa Akhirat dan Dunia ( محمد ).

Itu seperti penciptaan seorang manusia. Diperlukan sembilan bulan untuk pembentukan. Setelah sembilan bulan sang jabang bayi harus meninggalkan kenyamanan rahim ibunya dan menghadapi dunia. Bayi itu mulai belajar dari saat itu seterusnya.

Setelah bersaksi mengucapkan Kalimat Allah tanpa sedikitpun keraguan, Allah kemudian memberi isyarat sang pencari untuk memperhatikan huruf Ba. Karena itu hilang dalam Surat at-Tawbah, dan sebuah isyarat telah diberikan, maka kini carilah hal itu. Ketika kalian mendapatkannya, maka perhatikanlah. Setelah kamu memahami huruf Ba maka kamu memiliki kunci menuju surga.

Semua Surat dalam al Quran memulai dengan ayat Bismillah kecuali Surat 9 Tawbah. Mengapa itu dihilangkan di awal Surat 9?

Tingkat ke sembilan adalah untuk kembali kepada Gua mu, sebagaimana Allah sebutkan dalam Surat al-Kahf, “Ketika kamu berpaling dari mereka dan benda yang mereka sembah selain Allah, masukkan dirimu kedalam Gua: Rabb mu akan melimpahkan Rahmat Nya kepada mu…” [18:16].

“Gua itu adalah Hadhirat Ilahi. Disini diserukan doa mulia Nabi : ‘Ya Allah, Engkaulah tujuan ku dan Kesenangan Mu adalah yang aku cari.’ Jantung, ketika dia berputar antara akhir dan awal pemompaannya, keberadaannya pada level Sejatinya Hadhirat Ilahi. Karena Dzat Ilahi itu adalah sumber semua makhluq ciptaan, jantung itu akan menjadi satu dengan setiap ciptaan yang terkecil pun di alam semesta ini.
Qalbu yang telah memahami rahasia titik Sembilan akan dapat melihat segala sesuatu, mendengar segala sesuatu, mengetahui segala sesuatu, merasa segala sesuatu, memindai segala sesuatu, ‘Sampai Dia akan menjadi telinga yang dengannya dia mendengar, mata yang dengannya dia melihat, lidah yang dengannya dia berbicara, tangan yang dengannya dia menggenggam, dan kaki yang dengannya dia berjalan. Dia akan berbusana Ilahiah, dia hanya perlu mengatakan kepada sesuatu maka Jadilah! dan itu akan terjadi.’”

MAKNA HURUF “BA”

Karena tidak ada angka setelah 9, maka itu adalah tahap terakhir. Di dalam setiap kompetisi, atau olah raga, orang umumnya menghormati mereka yang datang terlebih dahulu, kedua atau ketiga. Tak seorangpun yang peduli kepada mereka yang datang ke empat sampai terakhir. Kecuali Allah, Dia memandangi abdi-Nya lagi  dan lagi, dengan Rahman dan RahimPerhatian dan Ampunan. Dia memperlihatkan kepada kita, pada tahap terakhir (yaitu 9 atau surah 9) lihatlah Ba.

Dia telah menciptakan segalal sesuatu dari sebuat noktah atau tetes. {Stuktur Atom dari semua ciptaan hanyalah titik yang berputar}. Titik ciptaan itu dinyatakan atau disimbolkan di bawah huruf Ba.

MENCARI BISMILLAH DALAM SURAT AT-TAUBAH

Mawlana Syaikh Hisham Kabbani ar-Rabbani qs
Master Syariah Al-Azhar.

Wa min Allah at Tawfiq …. Wassalamu’alaikum …
-----

PERTANYAAN:
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Semoga Pak Kiai dan keluarga senantiasa diberi keberkahan oleh Allah SWT. Amin!

Pak Kiai, biasanya kan setiap surah al-Qur’an diawali dengan bismillah.  Tapi khusus Qs. al-Taubah, bismillahnya tidak ada dan kita dianjurkan tidak membaca bismillah jika ingin membacanya. Saya mohon penjelasan dari Pak Kiai tentang hal ini, supaya saya mendapat pencerahan.

Demikian pertanyaan saya Pak Kiai. Terima kasih banyak atas jawabannya.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

JAWABAN:
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

al-Hamdulillah, saya dan keluarga tetap diberkahi-Nya, sehingga bisa terus berktivitas. Semoga Sdr Dadang di Depok Jawa Barat dan keluarga juga senantiasa mendapat keberkahan dari-Nya. Amin!

Terima kasih atas pertanyaan yang disampaikan. Benar Kang Dadang, dari sejumlah 114 surah al-Qur’an, hanya Qs. al-Taubah yang tidak menggunakan bismillah. Karenanya, bismillah yang biasanya tertulis di setiap awal surah, khusus pada Qs. al-Taubah tidak dituliskan. Ini yang kita lihat di dalam Mushaf Usmani. Tentu saja, hal ini ada alasannya. Tidak mungkin jika tanpa alasan, sementara pada surah-surah yang lain bismillah senantiasa dicantumkan.

Kang Dadang di Depok yang dirahmati Allah SWT. Para ulama sepakat, bismillah yang harus dibaca itu yang terdapat dalam Qs. al-Naml ayat 30, karena ia merupakan bagian tak terpisahkan dari ayat-ayat al-Qur’an. Adapaun bismillah di awal surah, itu hanyalah bismillah yang difungsikan sebagai pembatas atau pembeda antara surah yang satu dengan surah yang lainnya dan itu bukan bagian dari ayat-ayat al-Qur’an. Artinya, ia bisa ada dan bisa tidak ada. Bisa dituliskan dan bisa saja tidak dituliskan. Termasuk diantaranya yang tidak dituliskan adalah bismillah di Qs. al-Taubah.

Khusus bismillah dalam Qs. al-Fatihah, ada perbedaan pandangan para ulama. Apakah bismillah di sana bagian dari ayat al-Fatihah atau bukan? Pada prinsipnya, para ulama sepakat bahwa jumlah ayat Qs. al-Fatihah ada tujuh, seperti diinformasikan Rasulullah SAW dalam beberapa Hadisnya. Makanya ia disebut al-sab’u al-matsani (tujuh ayat yang ditilawahkan berulang-ulang). Bedanya, sebagian memasukkan bismillah sebagai ayat pertama al-Fatihah, seperti ulama Syafiiyah, dan sebagian lagi tidak memasukkannya sebagai ayat al-Fatihah seperti ulama Malikiyah. Kalau bismillah tidak dimasukkan sebagai ayat pertama, sebagaimana bismillah pada awal surah yang lain dalam al-Qur’an, maka ayat ke 7 dipecah menjadi dua. Separuh jadi ayat keenam dan separuh lagi jadi ayat ke-7.

Khusus untuk Qs. al-Taubah, kenapa ulama tidak mencantumkannya sebagai awal surah? Ini pertanyaan yang Kang Dadang sampaikan. Isi Qs. al-Taubah ini berbeda dengan surah-surah lainnya dalam al-Qur’an. Kalau kita baca, kita akan tahu bahwa surah ini berisi tentang peperangan atau berisi ayat-ayat perang. Karena itu, para ulama menyatakan, untuk membacanya, kita tidak perlu memulainya dengan bismillah. Atas alasan ini, lafal bismillah tidak dicantumkan di awal Qs. al-Taubah.

Ada juga alasan lain. Misalnya, Abu al-Fida’ Ibn Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim (jilid 2, hal. 334), ketika menjelaskan Qs. Surah al-Taubah menyatakan, para shahabat juga tidak menuliskan bismillah pada awal Qs. al-Taubah (disebut juga Qs. Bara’ah). Yang demikian ini, karena mereka mengikuti penulisan al-Qur’an yang telah dicanangkan oleh Amirul Mukminin ke-3 Usman bin ‘Affan, yang disebut sebagai Mushaf al-Imam atau Mushaf Induk.

Dalam karyanya ini, Ibn Katsir juga menukil riwayat Imam al-Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam al-Nasa’i, Imam Ibn Hibban, Imam al-Hakim dan Ahmad bin Hanbal, yang menceritakan dialog antara Abdullah bin Abbas dan Usman bin Affan tentang tidak dicantumkannya bismillah. Suatu ketika, Abdullah bin Abbas bertanya: “Apa alasanmu menempatkan Qs. al-Anfal sebagai al-matsani dan Qs. al-Baraah sebagai al-mi’un,  sementara keduanya ditulis secara berdampingan, namun tidak dipisah oleh bismillah?”

Atas pertanyaan ini, Usman lantas menjawab: “Rasulullah SAW, kalau ada ayat yang diturunkan, biasanya lantas meminta sahabatnya untuk meletakkannya di surah tertentu. Qs. al-Anfal itu yang pertama diturunkan di Madinah. Sedangkan Qs. Baraah atau Taubah itu yang terakhir diturunkan dari al-Qur’an. Kedua kisah di dalamnya serupa (syabihah), sehingga aku menyangka, Qs. al-Taubah itu bagian dari Qs. al-Anfal. Ketika Rasulullah SAW wafat, beliau tidak menjelaskan apakah Qs. al-Taubah ini bagian dari Qs. al-Anfal. Atas dasar ini, aku meletakkan keduanya secara berdampingan dan aku tidak menuliskan bismillah sebagai pemisah diantaranya.”

Dengan demikian, ada beberapa alasan yang menjadi dasar tidak dituliskannya bismillah sebagai awal Qs. al-Taubah, baik karena faktor isinya, maupun karena Rasulullah SAW sendiri tidak menjelaskan apakah Qs. al-Taubah itu bagian dari Qs. al-Anfal atau tidak, sehingga Usman berijtihad seperti di atas. Pertanyaan Ibn Abbas bukan bermakna penolakan, melainkan hanya bermaksud meminta penjelasan. Insya Allah kedua alasan ini sama-sama baik, apalagi ini telah diterima oleh kaum muslim sepanjang zaman.

Inilah jawaban yang bisa saya sampaikan. Semoga bisa dimengerti dan ada manfaatnya. Amin! Wa Allah a’lam.

Pengertian Kafir

Kāfir (bahasa Arab: كافرkāfir; plural كفّارkuffār) secara harfiah berarti orang yang menutupi,menyembunyikan sesuatu, atau menyembunyikan kebaikan yang telah diterima atau tidak berterima kasih atau mengingkari kebenaran.

Dalam al-Quran, kata kafir dengan berbagai bentuk kata jadinyadisebut sebanyak 525 kali. Kata kafir digunakan dalam al-quran berkaitan dengan perbuatan yang berhubungan dengan Tuhan,seperti :
  1. Mengingkari nikmat Tuhan dan tidak berterima kasih kepada-Nya (QS.16:55, QS. 30:34)
  2. Lari dari tanggung jawab (QS.14:22)
  3. Menolak hukum Allah (QS. 5;44)
  4. Meninggalkan amal soleh yang diperintahkan Allah (QS. 30:44)

Dalam terminologi kultural kata ini digunakan dalam agamaIslamuntuk merujuk kepada orang-orang yang mengingkari nikmatAllah(sebagai lawan dari kata syakir, yang berarti orang yang bersyukur). Namun yang paling dominan, kata kafir digunakan dalam al-Quran adalah kata kafir yang mempunyai arti pendustaan atau pengingkaran terhadap Allah Swt dan Rasul-RasulNya, khususnya nabi Muhammad dan ajaran-ajaran yang dibawanya.

Secara istilah, kafir adalah orang yang menentang, menolak, kebenaran dari Allah Swt yang di sampaikan oleh RasulNya. atau secara singkat kafir adalah kebalikan dari iman. Dilihat dari istilah, bisa dikatakan bahwa kafir sama dengan non muslim. Yaitu orang yang tidak mengimani Allah dan rasul-rasul-Nya serta ajarannya.

Ditinjau dari segi bahasa, kata kafir tidak selamanya berarti non muslim, karena ada penggunaan kata kafir atau pecahan dari kata kafir seperti kufur, yang bermakna inkar saja, tidak sampai mengeluarkan seseorang dari keislaman. Contohnya kufur nikmat, yaitu orang yang tidak pandai/mensyukuri nikmat Tuhan, atau dalam istilah lain disebut sebagai kufrun duna kufrin (kekufuran yang tidak sampai membawa pelakunya kafir/keluar dari islam).

Etimologi

Kāfir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar, menolak atau menutup. Pada zaman sebelum Islam, istilah tersebut digunakan untuk para petani yang sedang menanambenihdi ladang, menutup/mengubur dengantanah. Sehingga kalimat kāfir bisa dimplikasikan menjadi "seseorang yang bersembunyi atau menutup diri". Dalam bahasa Islam, kāfir sebuah kata yang digunakan untuk seseorang yang menolak atau tidak memeluk agama Islam. Jadi menurutsyariat Islam, manusia kāfir terdiri dari beberapa makna, yaitu :
  • Orang yang tidak beragama Islam atau orang yang tidak mau membaca syahadat.
  • Orang Islam yang tidak maushalat.
  • Orang Islam yang tidak maupuasa.
  • Orang Islam yang tidak mau berzakat.

Kata kāfir dalam Al-Qur'an


Di dalamAl-Qur'an, kitab suci agama Islam, kata kafir dan variasinya digunakan dalam beberapa penggunaan yang berbeda, diantaranya:

·Kufur at-tauhid (Menolaktauhid):
Dialamatkan kepada mereka yang menolak bahwa Tuhan itu satu.Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.(Al-Baqarahayat 6)

·Kufur al-ni`mah (mengingkari nikmat) :
Dialamatkan kepada mereka yang tidak mau bersyukur kepada Tuhan.Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (la takfurun). (Al-Baqarah: 152)

·Kufur at-tabarri (melepaskan diri):
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dan daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu (kafarna bikum)..."(Al-Mumtahanahayat 4)

·Kufur al-juhud:
Mengingkari sesuatumaka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar (kafaru) kepadanya.(Al-Baqarah ayat 89)

·Kufur at-taghtiyah: (menanam/mengubur sesuatu):
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani (kuffar).(Al-Hadid20)

Jenis-jenis kafir

Merujuk kepada makna bahasa dan beragam makna kafir dalam ayat al-Quran, Kafir terbagi menjadi beberapa golongan, diantaranya adalah:
  1. Kafir harbi, yaitu kafiryang memerangi dan diperangi,yang memusuhi Islam.Mereka senantiasa ingin memecah belah orang-orang mukmin dan bekerja sama dengan orang-orang yang telah memerangi Allah dan RasulNya sejak dahulu (QS. 9:107)
  2. Kafir ’Inad, yaitu kafir yang mengenal Tuhan dengan hati dan mengakui-Nya dengan lidah, tetapi tidak mau menjadikannya sebagai suatu keyakinan karena ada rasa permusuhan, dengki dan semacamnya.Dalam al-Quran mereka digambarkan seperti orang-orang yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Allah, mendurhakai rasul-rasul Allah Swt, dan menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang menentang kebenaran (QS.11:59).
  3. Kafir inkar, yaitu yang mengingkari Tuhan secar lahir dan batin, Rasul-rasulNya serta ajarannya yang dibawanya, dan hari kemudian.Mereka menolak hal-hal yang bersifat ghaib dan mengingkari eksistensi Tuhan sebagi pencipta, pemelihara dan pengatur alam ini. Mereka seperti penganut ateisme. (QS. 2:212) (QS. 16:107).
  4. Kafir kitabi.Kafir kitabi ini mempunyai ciri khas tersendiri di banding dengan kafir-kafir yang lain, karena kafir kitabi ini meyakini beberapa kepercayaan pokok yang dianut Islam. Akan tetapi kepercayaan mereka tidak utuh, cacat dan parsial. Mereka membuat diskriminasi terhadap rasul-rasul Allah dan kitab-kitab suciNya, terutama terhadap Nabi Muhammad dan Al-Quran. Dalam al-Quran mereka disebut sebagai ahlul kitab, Mereka adalah orang yahudi dan nasrani.
  5. Kafir Dzimi,yaitu orang kafir yang tunduk pada penguasa islam dan membayar jizyah/upeti
  6. Kafir Muahad,yaitu orang kafir yang tinggal di Negara kafir, yang ada perjanjian damai dengan Negara islam.
  7. Kafir Musta’man,yaitu orang kafir yang masuk ke Negara islam,dan mendapatkan jaminan keamanan dari pemerintah.

Dilihat dari macam-macam kafir di atas dan masih ada lagi beberapa istilah kafir, maka kata kafir adalah istilah yang sangat umum, istilah bagi orang yang mengingkari Allah dan RasulNya serta ajaran yang dibawanya, mereka bisa dari kalangan yahudi, nasrani, ateis, majusi, hindu, budha, konghuju dan yang lainya, yang tidak mengimani Allah dan Rasul-rasulnya serta ajarannya. Mereka semua adalah non muslim.

Sebenarnya jika mereka memahami arti dan konsekuensi dari kata non muslim, sama saja mereka mendengar kata kafir secara istilah. Hanya mungkin kedengarannya lebih halus, ketimbang disebut sebagai kafir.

Orang-orang kafir berakhlak mulia ?

Bisa saja orang-orang kafir berakhlak baik, seperti jujur, tidak korupsi, tidak berzina, berbuat baik dengan tetangga, menyantuni orang miskin, dll. Namun akhlak baik itu tidak cukup untuk menghapuskan status dia dari katagori orang kafir, manakala mereka tetap ingkar kepada Allah, atau ingkar kepada rasul-rasulnya termasuk Nabi Muhammad dan ajarannya.

Dalam al-Quran surat almaidah ayat 5: dihalalkan bagi kalian.....perempuan-perempuan yang terjaga kehormatannya dari ahli kitab (yahudi / nasrani). Artinya ada dari kalangan mereka yang secara manusiawi melakukan akhlak atau perilaku yang baik.

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak seharusnya seorang muslim memanggil orang kafir dengan sebutan kafir (wahai orang kafir), meskipun seorang muslim wajib yakin bahwa orang selain islam adalah kafir karena al-Quran telah jelas menyatakan hal itu.

Rasulullah Saw dalam berinteraksi dengan orang-orang yahudi, atau orang musyrik, kafir quraisy, yang mana mereka adalah golongan orang-orang kafir, Rasulullah tidak memanggil dengan sebutan ”ya kafir”. Tapi beliau menyebut misalnya orang yahudi, nasrani, qurays, bahkan ketika mengirim surat ke raja romawi menggunakan kata-kata ”ya adhimu rum”.

Jadi yang perlu di fahamkan adalah definisi kafir, katagori kafir dalam Islam, dan ketika penyebutan kata-kata kafir, tidak selamanya mempunyai konotasi beraklak buruk, jahat, dan sifat-sifat kotor lainnya. dan tidak juga pelecehan nilai-nilai kemanusiaan, karena semua manusia adalah ciptaan Allah. dan dari segi humanity semua manusia adalah saudara. Akan tetapi penyebutan kata kafir lebih kepada masalah keimanan, dimana mereka tidak mau mengimani Allah Swt sebagai Tuhan, dan Muhammad Saw sebagai RasulNya serta mengingkari ajaran-ajarannya. Dan kafir secara istilah sama saja dengan makna non muslim, artinya jika mereka rela dipanggil non muslim, sebenarnya tanpa disadari mereka rela dipanggil kafir dari perspektif islam.

Macam-Macam Kekafiran

Hadis Jibril yang populer menyebutkan, agama terdiri dari tiga tingkatan,yaitu Islam, Iman, dan Ihsan. Ihsan mencakup Islam dan Iman. Sedang Imanmencakup Islam, dan Islam sendiri menuntut dasar keimanan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa dasar agama adalah pelaksanaan Islamsecara global dan menyatakan kepercayaan terhadap semua berita yang dibawaoleh Nabi Muhammad saw berdasarkan keyakinan. Orang yang melaksanakan dasarini, sebagai langkah awal, ia telah dinyatakan Islam. Jika kemudian diikutidengan melaksanakan perintah-perintah agama dan meninggalkanlarangan-larangannya, serta tidak melakukan pelanggaran yang berarti, makakeislamannya meningkat dan dapat berlanjut pada kesempurnaannya denganmerealisasikan iman dan ihsannya.

Pengakuan ini adalah dasar agama. Ketika iman terdiri dari pokok-pokok(ushul) dan cabang-cabang (furu'), yaitu melakukan kewajiban-kewajiban dankebaikan-kebaikan serta meninggalkan larangan-larangan, maka cabang-cabangini tidak berarti apa-apa kecuali jika dasarnya telah terlaksana. Maka orangyang berpaling dari dasar ini, pada kenyataannya ia adalah kafir, meskipun iamelaksanakan cabang-cabang iman.

Demikian juga kekafiran, ia terdiri dari pokok-pokoknya dan bagian-bagiannya.Maka orang yang terjerumus ke dalam pokok kekafiran, yaitu yang bertentangandengan pokok iman dan hakikatnya, maka tidak diragukan lagi bahwa ia adalahkafir. Adapun orang yang terjerumus ke dalam bagian-bagian tertentu darikekafiran yang tidak bertentangan dengan pokok-pokok keimanan dan hakikatnya,sedangkan ia memiliki pokok keimanan yang menetapkan keislamannya, maka iatidak dapat diklaim sebagai kafir.

Akan tetapi, tindakannya yang melakukan bagian-bagian dari kekafiranmemberikan pengaruh pada cabang-cabang keimanan, dari segi derajatkeimanannya, sebagaimana dikemukakan oleh sebagian ulama salaf ketika merekaditanya mengenai sabda Rasul saw, "Tidak ada seseorang yang berzina ketikadia dalam keadaan mukmin" mereka mengatakan bahwa inilah Islam yang meliputicakupan yang luas, sedangkan iman meliputi cakupan kecil dalam lingkup yangbesar. Maka, ketika seseorang berzina atau mencuri, ia keluar dari lingkaraniman masuk ke lingkaran Islam, tetapi tidak mengeluarkannya dari Islamkecuali jika ia mengingkari Allah SWT.

Oleh karena itu, hilangnya keislaman seseorang mengharuskan hilangnyakeimanan darinya, berbeda dengan hilangnya keimanan seseorang tidakmengharuskan hilangnya keislaman darinya.

Jadi, pokok iman berhadapan dengan pokok kufur. Tingkatan keimanan dancabang-cabangnya berhadapan dengan tingkatan kekafiran dan bagian-bagiannya.Masing-masing dari keduanya saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, adadan tidak adanya.

Dari keterkaitan yang terdapat pada nama-nama dan hukum-hukum ini, jelaslahbagi Anda maksud para ulama mengenai pembagian kafir menjadi bermacam-macam,dan ketahuilah bahwa hal ini merupakan penjelasan yang menyatakan bahwa tidakselayaknya seseorang menuduh orang atau perbuatan tertentu sebagai kekafiran.Maksudnya adalah kekafiran yang bertentangan dengan pokok iman yangmengeluarkan seseorang dari Islam, tetapi kadang-kadang juga dimaksudkanselain itu, yaitu apa yang sering disebut dengan kufur kecil yang menurunkaniman seseorang tetapi tidak menghilangkan keislamannya, sedangkankeislamannya tersebut hanya akan hilang apabila ia mengingkari atau kafirkepada Allah SWT.

Pangkal Macam-Macam Kekafiran

Sebagaimana disebutkan bahwa dilihat dari segi berlawanannya dengan pokokkeimanan, kekafiran terdiri dari beberapa macam. Berdasarkan hal inikekafiran dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

Pertama
Sesuatu yang bertentangan dengan agama, yaitu mengeluarkan seseorangdari Islam dan menjadi kafir dan diakhirat ia kekal di dalam neraka.

Para ulama menyebutkan kekafiran ini dengan kufur besar (al-kufru al-akbar),yaitu kekafiran yang mengeluarkan seseorang dari Islam dan menggugurkankeimanannya. Kekafiran ini adalah kufur yang tidak memberikan kesempatanmenyandang iman bagi orang yang masuk ke dalamnya, dan itu terjadi denganperkataan atau perbuatan yang menunjukkan kekafiran tersebut dengandilakukannya unsur-unsur kekafiran tersebut.

Oleh karena itu, ungkapan bahwa kekafiran yang berdasarkan keyakinan adalahkekafiran yang besar (al-kufru al-akbar) dan ia berhadapan dengan kafirperbuatan yang merupakan kufur kecil adalah ungkapan yang salah. Akan tetapi,kufur perbuatan kadang-kadang merupakan kufur akbar (kufur besar).

Ibnu Qayyim ra berkata, "Sebagaimana kekafiran terjadi dengan perkataan, danitu merupakan bagian dari kekafiran, demikian pula kekufuran terjadi sebabmelakukan sebagian perbuatan kafir seperti menyembah patung dan menghinamushhaf."

Kedua
Tindakan yang tidak bertentangan dengan pokok keimanan, tetapiperbuatan tersebut berkaiatan dengan cabang-cabang iman, tingkatannya, danhal-hal yang dapat menyempurnakannya, sehingga tidak mengeluarkan seseorangdari lingkaran agama Islam. Sebab, pokok iman masih melekat pada dirinya,selama tidak ada penentangnya, baik dari perkataan maupun perbuatan.

Padakekafiran semacam ini, yang hilang adalah kesempurnaan iman dan derajat yang
dapat meningkatkan pokok iman dan tingkatan keislamannya, bukan semata-mataiman.

Kekafiran ini yang disebut dengan 'al-kufru al-ashghar' (kufur kecil) adalahselain dari kufur besar. Untuk menyebut hal ini, para ulama mempunyai istilahkhusus seperti sebutan 'kufrun duuna kufrin' (kekafiran di bawah kekafiran),kezaliman di bawah kezaliman dan kefasikan di bawah kefasikan.

Al-Kufru al-Akbar (Kafir Besar)
Al-Kufru al-akbar (kafir besar) adalah sesuatu yang bertentangan dengan pokokiman dan hakikatnya, yang menjadikan seseorang kekal di dalam neraka danmengeluarkan seseorang dari Islam.

Al-Kufru al-akbar terbagi menjadi beberapa macam. Para ulama menyebutkanbeberapa hal, di antaranya Ibnu Qayyim, dia berkata: "Kufur akbar terdiridari lima macam, yaitu :
1.Kafir karena dusta
2.Kufur karena takabbur dan engganpercaya
3.Kufur karena berpaling
4.Kufur karena ragu
5.Kufur karena nifaq(munafiq)."

Dalil-dalil kekafiran tersebut :

Pertama
Kufur karena dusta, Allah berfirman yang artinya, "Maka siapakah yanglebih dzalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah danmendustakan kebenaran ketika datang kepadanya. Bukankah di neraka Jahannamtersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir?" (Az-Zumar: 32)

Kedua
Kufur karena takabbur dan enggan percaya, Allah berfirman, "Dan(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'sujudlah kamu kepadaAdam', maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabbur dan adalahdia termasuk golongan orang-orang yang kafir?" (Al-Baqarah: 34)

Ketiga
Kufur karena berpaling, Allah berfirman, "Kami tiada menciptakanlangit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan(tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yangkafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka." (Al-Ahqaaf: 3)

Keempat
Kufur karena ragu, Allah berfirman, "Dan dia mempunyai kekayaanbesar, maka ia berkata dengan kawannya (yang mukmin) ketika ia bercakap-cakapdengan dia, 'Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikut-pengikutkulebih kuat', Dan ia memasuki kebunnya sedang ia zalim terhadap dirinyasendirinya, ia berkata, 'Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya,dan aku tidak mengira bahwa hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranyaaku dikembalikan kepada Rabbku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yanglebih baikkepadanya, sedang ia bercakap-cakap dengannya, 'Apakah kamu kufur kepada(Rabb) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, laluDia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna'." (Al-Kahfi: 34-37)

Kelima
Kufur karena nifaq, Allah berfirman, "Yang demikian itu adalah karenabahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) laluhati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak dapat mengerti." (Al-Munafiquun: 3)

Syekh Ibnu Taimiyah membagi kufur menjadi dua macam, yaitu kafir zahir dankafir nifaq (kafir yang terang-terangan dan kafir yang disembunyikan). Syekh Muhammad Shiddiq Khan juga membagi kafir menjadi dua macam, yaitu kafir
sharih (jelas) dan kafir ta'wil.

Namun demikian, pendapat Muhammad Hasan khan memerlukan penjelasan lebihlanjut, yaitu tentang bentuk kafir yang kedua, yaitu kafir ta'wil. Jika yangia maksudkan adalah kafir kecil (ashghar), maka ia tidak termasuk ke dalammacam-macam kekafiran dalam pembahasan ini (kafir besar). Hal ini, karenaseseorang yang melakukan kafir yang besar kadang-kadang berdasarkanpenafsiran (ta'wil) yang ia lakukan, dan ia dapat diampuni karena beberapaalasan seperti penafsiran itu sendiri.

Pembagian kafir besar (akbar) yang dilakukan para ulama tidak terlepas daripembagian istilah yang memerlukan banyak pertimbangan, yang terpenting adalahpertimbangan ilmiyah dengan meneliti nash-nash dan ijtihad berdasarkannash-nash tersebut.

Hal itu dilakukan untuk memberikan penjelasan kepada manusia supaya merekamempelajarinya dan tidak terjerumus ke dalam kekafiran itu, sebagai upayamenghalau keragu raguan atau kesamaran-kesamaran yang timbul dalam benakmanusia, seperti mereka yang berkeyakinan bahwa kafir hanya ada satu macamyaitu ingkar kepada Allah Sang Pencipta atau keyakinan adanya sekutu bagiAllah, dan selain itu tidak berpengaruh kepada keimanan selama pernyataantauhid (dua syahadat) telah diucapkan dengan jelas.

Jika kita mau melihat hakikat kafir yang merupakan lawan dari iman dari setiap aspeknya, di mana orang yang melakukannya berdasarkan pengetahuan dandengan sengaja menjadi kafir dan keluar dari agama Islam di dunia, sedang diakhirat ia kekal di dalam neraka, maka jika kita ingin mengetahui hakikatkekafiran dari aspek ini, kita dapat mengembalikan semua pembagian kekafiranpada tiga pokok yang menghimpun macam-macam kekafiran besar tersebut.

Dapat dilihat dari segi kekafiran yang menghilangkan pokok keimanan,yaitu penyimpangan dengan perkataan hati yang merupakan perwujudan ilmu dankepercayaan, dan perbuatan hati yang merupakan ketaatan atas keislamannya.Hal itu dikarenakan iman adalah perkataan dan perbuatan, dan keduanya adalahfondasi yang asasi. Jika salah satunya menyimpang, yang lainnya tidakdiperhitungkan. Hal yang dapat menghilangkan pokok iman ini adalah jikaberpaling dari pelaksanaan secara terperinci dalam melakukan perintah ataumeninggalkan larangan, dan kekafiran itu terjadi dengan menolak perintah danmengingkarinya.

Pokok iman kadang-kadang ditetapkan jika terdapat pernyataan dan pelaksanaansecara global, bahkan kadang-kadang ditetapkan pula dengan cara yang lebihtinggi derajatnya, yaitu dengan pelaksanaan secara terperinci. Akan tetapi,kadang-kadang terjadi kekurangan yang juga dapat mengurangi keimanan.

Sumber - Sumber : Al-Jahlu bi Masaailil I'tiqaad wa Hukmuhu, Abdur Razzaq bin Thahirbin Ahmad Ma'as

Kitab suci Al-Qur'an digital
(beserta teks latin dan terjemahannya)



Daftar nama surat
No.
Nama surat
Arti
Ayat
Urut
Jenis
001
Al-Fatihah
Pembukaan
7
5
Makiah
002
Al-Baqarah
Sapi betina
286
87
Madaniah
003
Ali-Imran
Keluarga Imran
200
89
Madaniah
004
An-Nisaa'
Wanita
176
92
Madaniah
005
Al-Maa-idah
Hidangan
120
112
Madaniah
006
Al-An'aam
Binatang ternak
165
55
Makiah
007
Al-A'raaf
Tempat tertinggi
206
39
Makiah
008
Al-Anfaal
Rampasan perang
75
88
Madaniah
009
At-Taubah
Pengampunan
129
113
Madaniah
010
Yunus
Yunus
109
51
Makiah
011
Hud
Huud
123
52
Makiah
012
Yusuf
Yusuf
111
53
Makiah
013
Ar-Ra'd
Guruh
43
96
Madaniah
014
Ibrahim
Ibrahim
52
72
Makiah
015
Al-Hijr
Al-Hijr
99
54
Makiah
016
An-Nahl
Lebah
128
70
Makiah
017
Al-Isra'
Memperjalankan di malam hari
111
50
Makiah
018
Al-Kahfi
Gua
110
69
Makiah
019
Maryam
Maryam
98
44
Makiah
020
Thaha
Thaha
135
45
Makiah
021
Al-Anbiyaa'
Nabi-nabi
112
73
Makiah
022
Al-Hajj
Haji
78
103
Madaniah
023
Al-Mu'minuun
Orang-orang yang beriman
118
74
Makiah
024
An-Nuur
Cahaya
64
102
Madaniah
025
Al-Furqaan
Pembeda
77
42
Makiah
026
Asy-Syu'araa'
Para penyair
227
47
Makiah
027
An-Naml
Semut
93
48
Makiah
028
Al-Qashash
Cerita-cerita
88
49
Makiah
029
Al-Ankabut
Laba-laba
69
85
Makiah
030
Ar-Ruum
Bangsa Rumawi
60
84
Makiah
031
Luqman
Luqman
34
57
Makiah
032
As-Sajadah
Sujud
30
75
Makiah
033
Al-Ahzab
Golongan yang bersekutu
73
90
Madaniah
034
Saba'
Kaum Saba'
54
58
Makiah
035
Faathir
Pencipta
45
43
Makiah
036
Yaa Siin
Yaa siin
83
41
Makiah
037
Ash-Shaffaat
Yang bershaf-shaf
182
56
Makiah
038
Shaad
Shaad
88
38
Makiah
039
Az-Zumar
Rombongan-rombongan
75
59
Makiah
040
Al-Mu'min
Orang yang beriman
85
60
Makiah
041
Fush Shilat
Yang dijelaskan
54
61
Makiah
042
Asy-Syuura
Musyawarat
53
62
Makiah
043
Az-Zukhruf
Perhiasan
89
63
Makiah
044
Ad-Dukhaan
Kabut
59
64
Makiah
045
Al-Jaatsiyah
Yang berlutut
37
65
Makiah
046
Al-Ahqaaf
Bukit-bukit pasir
35
66
Makiah
047
Muhammad
Nabi Muhammad SAW.
38
95
Madaniah
048
Al-Fath
Kemenangan
29
111
Madaniah
049
Al-Hujurat
Kamar-kamar
18
106
Madaniah
050
Qaaf
Qaaf
45
34
Makiah
051
Adz-Dzaariyaat
Angin yang menerbangkan
60
67
Makiah
052
Ath-Thuur
Bukit
49
76
Makiah
053
An-Najm
Bintang
62
23
Makiah
054
Al-Qamar
Bulan
55
37
Makiah
055
Ar-Rahmaan
Yang Maha Pemurah
78
97
Madaniah
056
Al-Waaqiah
Hari Kiamat
96
46
Makiah
057
Al-Hadiid
Besi
29
94
Madaniah
058
Al-Mujaadilah
Wanita yang mengajukan gugatan
22
105
Madaniah
059
Al-Hasyr
Pengusiran
24
101
Madaniah
060
Al-Mumtahanah
Perempuan yang diuji
13
91
Madaniah
061
Ash-Shaff
Barisan
14
109
Madaniah
062
Al-Jumu'ah
Hari Jum'at
11
110
Madaniah
063
Al-Munaafiquun
Orang-orang munafik
11
104
Madaniah
064
At-Taghaabun
Hari ditampakkan segala kesalahan
18
108
Madaniah
065
Ath-Thalaaq
Talak
12
99
Madaniah
066
At-Tahrim
Mengharamkan
12
107
Madaniah
067
Al-Mulk
Kerajaan
30
77
Makiah
068
Al-Qalam
Kalam
52
2
Makiah
069
Al-Haaqqah
Hari kiamat
52
78
Makiah
070
Al-Ma'aarij
Tempat-tempat naik
44
79
Makiah
071
Nuh
Nabi Nuh
28
71
Makiah
072
Al-Jin
Jin
28
40
Makiah
073
Al-Muzzammil
Orang yang berselimut
20
3
Makiah
074
Al-Muddatstsir
Orang yang berkemul
56
4
Makiah
075
Al-Qiyaamah
Hari Kiamat
40
31
Makiah
076
Al-Insaan
Manusia
31
98
Madaniah
077
Al-Mursalaat
Malaikat-malaikat yang diutus
50
33
Makiah
078
An-Naba'
Berita besar
40
80
Makiah
079
An-Naazi'aat
Para malaikat yang mencabut
46
81
Makiah
080
'Abasa
Ia bermuka masam
42
24
Makiah
081
At-Takwir
Menggulung
29
7
Makiah
082
Al-Infithar
Terbelah
19
82
Makiah
083
Al-Muthaffifiin
Orang-orang yang curang
36
86
Makiah
084
Al-Insyiqaaq
Terbelah
25
83
Makiah
085
Al-Buruuj
Gugusan bintang
22
27
Makiah
086
Ath-Thaariq
Yang datang di malam hari
17
36
Makiah
087
Al-A'laa
Yang paling tinggi
19
8
Makiah
088
Al-Ghaasyiyah
Hari pembalasan
26
68
Makiah
089
Al-Fajr
Fajar
30
10
Makiah
090
Al-Balad
Negeri
20
35
Makiah
091
Asy-Syams
Matahari
15
26
Makiah
092
Al-Lail
Malam
21
9
Makiah
093
Ad-Dhuhaa
Waktu matahari sepenggalan naik
11
11
Makiah
094
Alam-Nasyrah
Melapangkan
8
12
Makiah
095
At-Tiin
Buah tin
8
28
Makiah
096
Al-'Alaq
Segumpal darah
19
1
Makiah
097
Al-Qadar
Bukti
5
25
Makiah
098
Al-Bayyinah
Bukti
8
100
Madaniah
099
Al-Zalzalah
Kegoncangan
8
93
Madaniah
100
Al-'Aadiyaat
Kuda perang yang berlari kencang
11
14
Makiah
101
Al-Qaari'ah
Hari Kiamat
11
30
Makiah
102
At-Takaatsur
Bermegah-megahan
8
16
Makiah
103
Al-'Ashr
Masa
3
13
Makiah
104
Al-Humazah
Pengumpat
9
32
Makiah
105
Al-Fiil
Gajah
5
19
Makiah
106
Al-Quraisy
Suku Quraisy
4
29
Makiah
107
Al-Maa'un
Barang-barang yang berguna
7
17
Makiah
108
Al-Kautsar
Nikmat yang banyak
3
15
Makiah
109
Al-Kaafiruun
Orang-orang kafir
6
18
Makiah
110
An-Nashr
Pertolongan
3
114
Madaniah
111
Al-Lahab
Gejolak api
5
6
Makiah
112
Al-Ikhlash
Memurnikan Keesaan Allah
4
22
Makiah
113
Al-Falaq
Waktu subuh
5
20
Makiah
114
An-Naas
Manusia
6
21
Makiah


Catatan:
Jumlah total ayat Al-Qur'an adalah 6236, dengan 114 Surah. Teks-teks huruf Arab dari ayat-ayat pada kitab suci Al-Qur'an digital ini, berasal dari file "AL-QUR'AN.CHM" di 4shared.
Sedangkan teks latinnya, merupakan hasil konversi secara manual dari huruf-huruf arab dalam format unicode-nya dari file "AL-QUR'AN.CHM" tersebut, dengan beberapa penyesuaian untuk memudahkan pembacaan ayat-ayatnya.
Teks-teks terjemahannya berasal dari "Al-Qur'an dan Terjemahnya" Dep. Agama RI. Namun ada beberapa bagian dari teks terjemahannya yang telah sedikit disesuaikan, dengan memakai kata atau istilah yang lebih cocok, agar bisa relatif memudahkan pemahaman ayat-ayatnya.
Sehingga diharapkan, agar umat bisa lebih mencermatinya, terutama pada teks-teks terjemahan yang berada di dalam tanda kurung "()". Sedangkan teks-teks terjemahan yang berada di luar tanda "()", tetap dipertahankan seperti aslinya.
Ayat-ayat kitab suci Al-Qur'an yang nomor ayatnya berwarna biru dan tebal, adalah ayat-ayat yang telah dipakai untuk memperkuat dalil-alasan bagi 'bangunan pemahaman' pada buku hikmah"Menggapai Kembali Pemikiran Rasulullah SAW" (seluruhnya telah meliputi ±2900 ayat).
Insya Allah, diharapkan pada masa mendatang, 'bangunan pemahaman' pada buku itu bisa utuh dan lengkap, meliputi seluruh ayat kitab suci Al-Qur'an.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.