Mencari “Bismillah” dalam Surat “At-Taubah”



Mengapa mencari Bismillah? Jika Bismillah tidak hilang dari salah satu Surah, yaitu Surah at-Taubah, tak seorangpun akan mengkaji bersungguh sungguh pada ayat Bismillah. Hal itu akan terlewatkan oleh setiap pembaca al-Quran. Pada awal Surah 9 {rahasia Pintu kepada Haqqiqat 9} pembaca diberi tahu oleh Allah.
Lihatlah!, ayat pembuka Bismillah hilang. Pergilah dan carilah ayat Bismillah. Pembaca begitu terbiasa membaca setiap Surah dalam al Quran dimulai dengan Bismillahir Rahmanir Rahim. Kini pembaca perlu dibangunkan untuk mengerti akan hal tersebut.

Kedua, dalam semua surah sebelumnya 1 sampai 8 huruf pertama adalah Alif atau Ya, seperti contoh sebagai berikut:
  • Surah 1: Al FatihahAl Hamdu Lillahi Rabbil Alamiin ( A= Alif )
  • Surah 2: Al BaqaraAlif Laam Miim ( A = Alif )
  • Surah 3: Al ImranAlif Laam Miim ( A = Alif )
  • Surah 4: An NisaaYa Ay Yuhan Nas Sut Taquu Rabbakum…
  • Surah 5: Al MaidaYa Ay Yuhal Lazeena Amanu…
  • Surah 6: Al AnaamAl Hamdu Lillahil Lazii….
  • Surah 7: Al AarafAlif Laam Miim Saad ( A = Alif )
  • Surah 8: Al AnfalYas Aluu Naka Aanil Anfaal…
Sementara surat ke-9 : At-Tawbah dimulai dengan huruf Ba
  • Surah 9At TawbahBaraa atum Min Allahi Wa Rasulih
{Semua ciptaan dalam angka 1,2,3,4,5,6,7,8,9 1-8 mendukung Singgasana (Arsy) dan 9 Duduk padanya.}

SEBAGAI GANTI MENDAPATINYA “BA”

Surah 9 tidak dimulai dengan ayat Bismillah. Itu tidak dimulai dengan huruf 'Alif' dan juga tidak dimulai dengan huruf 'Ya'Surah 9 dimulai dengan huruf Ba.

Sekali lagi Perhatikan, Bismillah hilang (dari Surat 9 ini) dan ayat pertama Surah ini dimulai dengan huruf Ba.
  • Jika hal itu tidak berarti apapun, maka perhatikan nama nama dari surah pertama. Hanya terdapat dua surah dalam sembilan surah pertama dengan huruf Ba di dalam namanya.
  • Mereka itu adalah surah 2 dan 9.
  • Surah adalah surah kedua yang memiliki huruf Ba dalam namanya.
  • Kata kedua dapat diterjemahkan sebagai angka 2 yang adalah nilai huruf Ba.
  • Mengapa Surah 9? Mengapa bukan Surah 2 yang disebut Baqara, yang satu satunya surah dari 9 surah pertama yang namanya diawali dengan huruf Ba ?,
  • Mengapa bukan surah 90 yang disebut Al Balad?

Jika kita memperhatikan sistem angka kita :
  • Angka angka itu adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
  • Maka kita perlu mengulang angka angka itu lagi untuk menjadi 10 (puluhan), 100 (ratusan), 1000 (ribuan).
  • Misalnya, untuk membuat angka 10, kita memerlukan untuk memilih 1 dan 0 dari deretan digit tunggal.
  • Maka, angka 9 adalah angka digit tunggal terakhir. Sistem per-angka-an normal adalah tak terbatas.
  • Kita mendengar orang berbicara tentang ratusan, ribuan, jutaan, milyaran, dan seterusnya. Tidak terdapat “satu angka besar ” yang dapat disebut sebagai angka terakhir yang setelah itu tidak ada lagi angka lain.
  • Dari sinilah angka 9 digunakan sebagai digit terakhir, tanpa ulangan, menjadi masuk akal.
  • Surah Tawba dapat saja ditaruh di posisi manapun dari satu sampai delapan di dalam al Quran selain pada posisi ke sembilan. Namun itu tidak demikian. Itu ditaruh di posisi ke sembilan. Mengapa?

Surah pertama adalah sebuah doa untuk mohon petunjuk dari Allah. Surah kedua dan ketiga adalah petunjuk dari Allah. Mereka berdua diawali dengan Alif Laam Meem .

Alif –Percaya akan AllahLaam –katakan La ilaha ill Allah dan Mim -Muhammadur Rasul Allah.

( Dalam tafsir Ibnu Katsir, terjemahan dari Alif Lam Mim biasanya ditulis, hanya Allah saja yang Mengetahui, dalam Tafsir Sufistik, maka Alif Lam Mim adalah ( Alif ) Bila kalian Percaya Allah, maka ( Lam ) Katakanlah, Laa ilaa ha ilallah, ( Mim Muhammadur Rasul Allah )

Muhammad (SAW)

Surah 4 sampai 8 adalah petunjuk lanjutan dan nutrisi jiwa.


Kemudian surah 9 adalah sebuah peringatan {Pemilik Safa’at yang Abadi, Muhammad Rasul Allah, Ciptaan yang dimuliakan Malik Hayat Malik Dunya}. (MimHaMimDal محمد )



Mim (م) = Malikul, Ha (ح) = Hayya, Mim (م) = Malikul, Dal (د) = Dunya ). Malikul Hayat wa Malikul Dunya, Penguasa Akhirat dan Dunia ( محمد ).

Itu seperti penciptaan seorang manusia. Diperlukan sembilan bulan untuk pembentukan. Setelah sembilan bulan sang jabang bayi harus meninggalkan kenyamanan rahim ibunya dan menghadapi dunia. Bayi itu mulai belajar dari saat itu seterusnya.

Setelah bersaksi mengucapkan Kalimat Allah tanpa sedikitpun keraguan, Allah kemudian memberi isyarat sang pencari untuk memperhatikan huruf Ba. Karena itu hilang dalam Surat at-Tawbah, dan sebuah isyarat telah diberikan, maka kini carilah hal itu. Ketika kalian mendapatkannya, maka perhatikanlah. Setelah kamu memahami huruf Ba maka kamu memiliki kunci menuju surga.

Semua Surat dalam al Quran memulai dengan ayat Bismillah kecuali Surat 9 Tawbah. Mengapa itu dihilangkan di awal Surat 9?

Tingkat ke sembilan adalah untuk kembali kepada Gua mu, sebagaimana Allah sebutkan dalam Surat al-Kahf, “Ketika kamu berpaling dari mereka dan benda yang mereka sembah selain Allah, masukkan dirimu kedalam Gua: Rabb mu akan melimpahkan Rahmat Nya kepada mu…” [18:16].

“Gua itu adalah Hadhirat Ilahi. Disini diserukan doa mulia Nabi : ‘Ya Allah, Engkaulah tujuan ku dan Kesenangan Mu adalah yang aku cari.’ Jantung, ketika dia berputar antara akhir dan awal pemompaannya, keberadaannya pada level Sejatinya Hadhirat Ilahi. Karena Dzat Ilahi itu adalah sumber semua makhluq ciptaan, jantung itu akan menjadi satu dengan setiap ciptaan yang terkecil pun di alam semesta ini.
Qalbu yang telah memahami rahasia titik Sembilan akan dapat melihat segala sesuatu, mendengar segala sesuatu, mengetahui segala sesuatu, merasa segala sesuatu, memindai segala sesuatu, ‘Sampai Dia akan menjadi telinga yang dengannya dia mendengar, mata yang dengannya dia melihat, lidah yang dengannya dia berbicara, tangan yang dengannya dia menggenggam, dan kaki yang dengannya dia berjalan. Dia akan berbusana Ilahiah, dia hanya perlu mengatakan kepada sesuatu maka Jadilah! dan itu akan terjadi.’”

MAKNA HURUF “BA”

Karena tidak ada angka setelah 9, maka itu adalah tahap terakhir. Di dalam setiap kompetisi, atau olah raga, orang umumnya menghormati mereka yang datang terlebih dahulu, kedua atau ketiga. Tak seorangpun yang peduli kepada mereka yang datang ke empat sampai terakhir. Kecuali Allah, Dia memandangi abdi-Nya lagi  dan lagi, dengan Rahman dan RahimPerhatian dan Ampunan. Dia memperlihatkan kepada kita, pada tahap terakhir (yaitu 9 atau surah 9) lihatlah Ba.

Dia telah menciptakan segalal sesuatu dari sebuat noktah atau tetes. {Stuktur Atom dari semua ciptaan hanyalah titik yang berputar}. Titik ciptaan itu dinyatakan atau disimbolkan di bawah huruf Ba.

MENCARI BISMILLAH DALAM SURAT AT-TAUBAH

Mawlana Syaikh Hisham Kabbani ar-Rabbani qs
Master Syariah Al-Azhar.

Wa min Allah at Tawfiq …. Wassalamu’alaikum …
-----

PERTANYAAN:
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Semoga Pak Kiai dan keluarga senantiasa diberi keberkahan oleh Allah SWT. Amin!

Pak Kiai, biasanya kan setiap surah al-Qur’an diawali dengan bismillah.  Tapi khusus Qs. al-Taubah, bismillahnya tidak ada dan kita dianjurkan tidak membaca bismillah jika ingin membacanya. Saya mohon penjelasan dari Pak Kiai tentang hal ini, supaya saya mendapat pencerahan.

Demikian pertanyaan saya Pak Kiai. Terima kasih banyak atas jawabannya.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

JAWABAN:
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

al-Hamdulillah, saya dan keluarga tetap diberkahi-Nya, sehingga bisa terus berktivitas. Semoga Sdr Dadang di Depok Jawa Barat dan keluarga juga senantiasa mendapat keberkahan dari-Nya. Amin!

Terima kasih atas pertanyaan yang disampaikan. Benar Kang Dadang, dari sejumlah 114 surah al-Qur’an, hanya Qs. al-Taubah yang tidak menggunakan bismillah. Karenanya, bismillah yang biasanya tertulis di setiap awal surah, khusus pada Qs. al-Taubah tidak dituliskan. Ini yang kita lihat di dalam Mushaf Usmani. Tentu saja, hal ini ada alasannya. Tidak mungkin jika tanpa alasan, sementara pada surah-surah yang lain bismillah senantiasa dicantumkan.

Kang Dadang di Depok yang dirahmati Allah SWT. Para ulama sepakat, bismillah yang harus dibaca itu yang terdapat dalam Qs. al-Naml ayat 30, karena ia merupakan bagian tak terpisahkan dari ayat-ayat al-Qur’an. Adapaun bismillah di awal surah, itu hanyalah bismillah yang difungsikan sebagai pembatas atau pembeda antara surah yang satu dengan surah yang lainnya dan itu bukan bagian dari ayat-ayat al-Qur’an. Artinya, ia bisa ada dan bisa tidak ada. Bisa dituliskan dan bisa saja tidak dituliskan. Termasuk diantaranya yang tidak dituliskan adalah bismillah di Qs. al-Taubah.

Khusus bismillah dalam Qs. al-Fatihah, ada perbedaan pandangan para ulama. Apakah bismillah di sana bagian dari ayat al-Fatihah atau bukan? Pada prinsipnya, para ulama sepakat bahwa jumlah ayat Qs. al-Fatihah ada tujuh, seperti diinformasikan Rasulullah SAW dalam beberapa Hadisnya. Makanya ia disebut al-sab’u al-matsani (tujuh ayat yang ditilawahkan berulang-ulang). Bedanya, sebagian memasukkan bismillah sebagai ayat pertama al-Fatihah, seperti ulama Syafiiyah, dan sebagian lagi tidak memasukkannya sebagai ayat al-Fatihah seperti ulama Malikiyah. Kalau bismillah tidak dimasukkan sebagai ayat pertama, sebagaimana bismillah pada awal surah yang lain dalam al-Qur’an, maka ayat ke 7 dipecah menjadi dua. Separuh jadi ayat keenam dan separuh lagi jadi ayat ke-7.

Khusus untuk Qs. al-Taubah, kenapa ulama tidak mencantumkannya sebagai awal surah? Ini pertanyaan yang Kang Dadang sampaikan. Isi Qs. al-Taubah ini berbeda dengan surah-surah lainnya dalam al-Qur’an. Kalau kita baca, kita akan tahu bahwa surah ini berisi tentang peperangan atau berisi ayat-ayat perang. Karena itu, para ulama menyatakan, untuk membacanya, kita tidak perlu memulainya dengan bismillah. Atas alasan ini, lafal bismillah tidak dicantumkan di awal Qs. al-Taubah.

Ada juga alasan lain. Misalnya, Abu al-Fida’ Ibn Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim (jilid 2, hal. 334), ketika menjelaskan Qs. Surah al-Taubah menyatakan, para shahabat juga tidak menuliskan bismillah pada awal Qs. al-Taubah (disebut juga Qs. Bara’ah). Yang demikian ini, karena mereka mengikuti penulisan al-Qur’an yang telah dicanangkan oleh Amirul Mukminin ke-3 Usman bin ‘Affan, yang disebut sebagai Mushaf al-Imam atau Mushaf Induk.

Dalam karyanya ini, Ibn Katsir juga menukil riwayat Imam al-Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam al-Nasa’i, Imam Ibn Hibban, Imam al-Hakim dan Ahmad bin Hanbal, yang menceritakan dialog antara Abdullah bin Abbas dan Usman bin Affan tentang tidak dicantumkannya bismillah. Suatu ketika, Abdullah bin Abbas bertanya: “Apa alasanmu menempatkan Qs. al-Anfal sebagai al-matsani dan Qs. al-Baraah sebagai al-mi’un,  sementara keduanya ditulis secara berdampingan, namun tidak dipisah oleh bismillah?”

Atas pertanyaan ini, Usman lantas menjawab: “Rasulullah SAW, kalau ada ayat yang diturunkan, biasanya lantas meminta sahabatnya untuk meletakkannya di surah tertentu. Qs. al-Anfal itu yang pertama diturunkan di Madinah. Sedangkan Qs. Baraah atau Taubah itu yang terakhir diturunkan dari al-Qur’an. Kedua kisah di dalamnya serupa (syabihah), sehingga aku menyangka, Qs. al-Taubah itu bagian dari Qs. al-Anfal. Ketika Rasulullah SAW wafat, beliau tidak menjelaskan apakah Qs. al-Taubah ini bagian dari Qs. al-Anfal. Atas dasar ini, aku meletakkan keduanya secara berdampingan dan aku tidak menuliskan bismillah sebagai pemisah diantaranya.”

Dengan demikian, ada beberapa alasan yang menjadi dasar tidak dituliskannya bismillah sebagai awal Qs. al-Taubah, baik karena faktor isinya, maupun karena Rasulullah SAW sendiri tidak menjelaskan apakah Qs. al-Taubah itu bagian dari Qs. al-Anfal atau tidak, sehingga Usman berijtihad seperti di atas. Pertanyaan Ibn Abbas bukan bermakna penolakan, melainkan hanya bermaksud meminta penjelasan. Insya Allah kedua alasan ini sama-sama baik, apalagi ini telah diterima oleh kaum muslim sepanjang zaman.

Inilah jawaban yang bisa saya sampaikan. Semoga bisa dimengerti dan ada manfaatnya. Amin! Wa Allah a’lam.

Posting Komentar

[blogger]

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.